REAKSI ADISI
1.
Pengertian Reaksi Adisi
Adisi artinya penambahan atau penangkapan. Dalam
reaksi adisi, suatu zat ditambahkan ke dalam senyawa C yang mempunyai ikatan
rangkap, sehingga ikatan rangkap itu berubah menjadi ikatan tunggal. Pada
reaksi adisi terjadi perubahan ikatan, ikatan rangkap tiga –> ikatan rangkap
dua, atau ikatan rangkap dua –> ikatan tunggal.
Sebagai contoh, dengan menggunakan sebuah molekul umum X-Y
Dalam reaksi adisi, molekul senyawa yang mempunyai
ikatan rangkap menyerap atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap berubah
menjadi ikatan tunggal. Alkena dan alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen, halogen maupun
asam halida (HX). Untuk alkena atau alkuna, bila
jumlah atom H pada kedua atom C ikatan rangkap berbeda, maka arah adisi
ditentukan oleh kaidah Markovnikov, yaitu atom H akan terikat pada atom karbon
yang lebih banyak atom H-nya (“yang kaya semakin kaya”).
2.
Jenis Reaksi Adisi
Reaksi adisi dibedakan atas (a) reaksi adisi
elektrofilik dan (b) reaksi adisi nukleofilik.
Reaksi Adisi Elektrofilik
Reaksi adisi elektrofilik terjadi apabila gugus yang
pertama menyerang suatu ikatan rangkap pereaksi elektrofil. Reaksi adisi
elektrofilik ditemukan pada senyawa C yang mengandung ikatan rangkap antara dua
atom C seperti alkena dan alkuna. Contoh reaksi adisi elektrofilik adalah
reaksi antara etena dengan asam klorida menghasilkan etil-klorida.
Reaksi Adisi Nukleofilik
Reaksi adisi nukleofilik terjadi apabila gugus yang
pertama kali menyerang suatu ikatan rangkap merupakan pereaksi nukleofil.
Reaksi adisi nukleofilik ditemukan pada senyawa C yang mengandung ikatan
rangkap antara dua atom C dengan atom lain, seperti senyawa yang mengandung
gugus karbonil dan senyawa yang mempunyai gugus sianida. Contoh reaksi adisi
nukleofilik adalar reaksi antara dimetil-keton dengan asam sianida menghasilkan
2-siano-2-propanol.
Adisi
Elektrofilik HX pada Alkena
Dasar
untuk memahami reaksi adisi ektrofilik HX (halida asam) pada alkena adalah:
alkena dapat bertindak sebagai nukleofil dalam reaksi polar. Ikatan rangkap
karbon-karbon kaya akan elektron dan dapat disumbangkan kepada spesies
elektrofilik. Contohnya reaksi 2-metilpropena dengan HBr menghasilkan 2-bromo-2-metilpropana.
Reaksi dimulai dengan serangan elektrofil (HBr) pada ikatan π. Dua elektron π akan membentuk satu ikatan σ antara hidrogen dari HBr dengan karbon
ikatan rangkap. Hasilnya adalah intermediet karbokation yang bersifat
elektrofilik, sehingga dapat bereaksi dengan nukleofil dengan menerima pasangan
elektron bebas dari nukleofil tersebut. Di sini yang bertindak sebagai
nukleofil adalah Br- . Karbokation bereaksi dengan Br menghasilkan ikatan C-Br
dan menghasilkan produk akhir reaksi adisi.
Diagram
energi reaksi adisi elektrofilik memiliki dua puncak transition state yang
dibatasi oleh pembentukan intermediet karbokation. Tingkat energi intermediet
lebih tinggi dibandingkan tingkat energi alkena awal, tetapi keseluruhan reaksi
adalah eksergonik (ΔG0
bernilai negatif). Tahap pertama, protonasi alkena menghasilkan
intermediet kation, berjalan relatif lambat. Akan tetapi sekali terbentuk,
karbokation tersebut dengan cepat bereaksi dengan nukleofil dan menghasilkan
produk akhir reaksi adisi.
Reaksi
adisi elektrofilik tidak hanya untuk HBr saja, tetapi bisa juga menggunakan HCl
dan HI.
Orientasi
Adisi Elektrofilik:
Pada
reaksi antara 2-metilpropena dengan HBr. Semestinya akan terbentuk dua produk
dari reaksi adisi yang berlangsung, yaitu 1-bromo-2-metilpropana dan 2-bromo-2-
metilpropana. Pada kenyataannya tidaklah demikian, yang terbentuk hanya
2-bromo-2-metilpropana. Bagaimanakah hal ini dapat terjadi?
Seorang
ahli kimia Rusia, Vladimir Markovnikov, pada tahun 1969 mengusulkan suatu
aturan yang kemudian dikenal dengan aturan Markovnikov, yaitu: Pada reaksi
adisi HX pada alkena, hidrogen menyerang karbon yang kurang tersubstitusi,
sedangkan X menyerang karbon yang lebih tersubstitusi.
Ketika
terdapat alkena di mana karbon-karbon yang memiliki ikatan rangkap mempunyai
substituen dengan derajat yang sama maka terbentuk produk campuran.
Oleh
karena karbokation terlibat sebagai intermediet dalam reaksi ini maka aturan
Markovnikov dapat diulangi: Dalam reaksi adisi HX pada alkena, karbokation yang
lebih tersubstitusi akan terbentuk sebagai intermediet dari pada yang
karbokation yang kurang tersubstitusi.
Halida
asam (HX) dapat juga mengadisi alkena dengan mekanisme yang mirip seperti di
atas. Umumnya reaksinya menghasilkan produk adisi Markovnikov. Misalnya adisi
HBr pada alkena, di mana Br akan mengadisi pada atom karbon yang lebih
tersubstitusi (aturan Markovnikov). Akan tetapi jika terdapat O2 atau perksida
(ROOR), adisi HBr berjalan dengan mekanisme radikal bebas, bukan dengan mekanisme
ion. Reaksinya dinamai adisi non Markovnikov.
Stabilitas
radikal bebas seperti halnya karbokation, berurutan sebagai: tersier >
sekunder > primer. Pada contoh di atas, hasil adisi radikal bebas ialah
1-bromopropana bukan 2- bromopropana. Hidrogen klorida tidak menjalani adisi
radikal bebas kepada alkena karena relatif lambatnya pemecahan homolisis HCl
menjadi radikal bebas. Hidrogen iodida juga tidak menjalani reaksi ini karena
adisi radikal I kepada alkena bersifat endoterm dan terlalu perlahan untuk mendukung
reaksi berantai.
Permasalahan
:
Reaksi adisi
dapat terjadi pada senyawa alkena maupun alkuna. Apakah terdapat perbedaan
hasil serta mekanisme untuk reaksi adisi yang terjadi pada dua senyawa
tersebut.?
assalamu'alaikum wr.wb
BalasHapussaya neli astuti dari kimia pgmipau dengan nim RSA1C114016 akan mencoba membantu menjawab permasalahan ririn..
Alkena dan alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen, halogen maupun asam halida (HX). Untuk alkena atau alkuna, bila jumlah atom H pada kedua atom C ikatan rangkap berbeda, maka arah adisi ditentukan oleh kaidah Markovnikov, yaitu atom H akan terikat pada atom karbon yang lebih banyak atom H-nya (“yang kaya semakin kaya”).
(Pada reaksi ini berlaku hukum Markovnikov ”Atom H dari asam halida ditangkap oleh C berikatan rangkap yang mengikat atom H lebih banyak atau gugus alkil yang lebih kecil).
Atom H dari HX akan terikat pada atom C yang berikatan rangkap yang mengikat H lebih banyak atau atom H dari HX akan terikat pada atom C yang berikatan rangkap yang mengikat gugus alkil yang lebih sederhana. Atom X akan cenderung terikat pada atom karbon yang mengikat gugus alkil yang lebih panjang (kecuali bila ada pengaruh gugus lain yang berpengaruh terhadap muatan atom C pada ikatan rangkap).
jadi kesimpulannya, hasil untuk reaksi adisi pada alkena dan alkuna itu ditentukan oleh kaidah markovnikov dan anti-markovnikov.
semoga membantu:)