Minggu, 21 Februari 2016

TUGAS TERSTRUKTUR 1


1.     1.  Saponifikasi adalah rekasi pembentukan sabun, yang biasanya dengan bahan awal lemak dan basa. Dalam pengertian teknis, reaksi saponifikasi melibatkan basa ( soda kaustik NaOH) yang menghidrolisis triglesirida. Triglesirida dapat berupa ester asam lemak membentuk garam karboksilat.Dalam reaksi saponifikasi, dikenal dengan angka saponifikasi atau angka penyabunan. Angka penyabunan adalah jumlah basa yang diperlukan untuk dapat melangsungkan saponifikasi terhadap sampel lemak. Dalam reaksi dibawah jumlah basa kuat yang digunakan adalah sebanyak 3. Sehingga dapat dilihat dalam reaksi umum dibawah ini 




3.Dilanjutkan pada gugus yang lain dengan cara yang sama sehingga terbentuklah gliserol dan sabun.

Catatan :
a.)    Yang berperan sebagai nukleofil adalah NaOH
b.)    Yang berperan sebagai elektrofil adalah atom C yang berikatan rangkap dengan atom O sebagai gugus lemak
c.)     Yang dinamakan gugus pergi yaitu  


2.     2.  Reaksi SN2 menyebabkan inversi stereo (inversi Walden). Dalam mekanisme SN2, nukleofil akan membentuk tahap transisi dengan molekul yang lepas saja yang terlekang.


Untuk membuktikan adanya inversi konfigurasi pada reaksi SN2 yaitu dengan menggunakan substrat yang bersifat aktif optik. Inversi konfigurasi ini disebut inversi  Walden, sebagai penghormatan terhadap Walden atas jasanya dalam melakukan observasi yang intensif yang mengungkapkan adanya fenomena tersebut. Contoh reaksi walden yaitu reaksi antara (+)-asam klorosuksinat dengan KOH dan Ag2O.


Reaksi KOH dengan senyawa (+)-asam klorosuksinat ternyata diperoleh senyawa aktif optik yang merupakan enantiomernya, sedangkan reaksinya dengan Ag2O menghasilkan (+)-asam malat.
 Terjadinya inversi pada konfigurasi pada reaksi SN2 ini juga ditunjukkan oleh reaksi antara (R)-2-bromooktana dengan ion hidroksida OH¯ yang menghasilkan (S)-2-oktanol dengan persamaan reaksi:


              Inversi konfigurasi dapat terjadi dalam reaksi diatas, di mana terlihat bahwa gugus OH¯ tidak menempati posisi yang sebelumnya diduduki oleh Br. Dapat dikatakan bahwa alkohol yang terbentuk yaitu 2-oktanol mempunyai konfigurasi yang berlawanan dengan 2-bromooktana. Inversi konfigurasi artinya suatu reaksi yang menghasilkan senyawa dengan konfigurasi yang berlawanan dengan konfigurasi reaktan.

            Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SN2 terutama disebabkan oleh faktor sterik dan bukan ditimbulkan oleh faktor polaritas. Hal ini berarti perbedaan laju reaksi berkaitan dengan perubahan substituen dan bukan karena faktor distribusi elektronnya. Apabila jumlah substituen yang terikat pada atom C yang mengikat gugus pergi bertambah, maka kereaktifannya dalam reaksi SN2 akan menurun.




Laju reaksi dari bromometana  30x lebih cepat daripada bromoetana. Jika bromoetana memerlukan waktu satu jam untuk menyelesaikan separuh reaksi, maka bromoetana hanya memerlukan 1/30 kalinya, yaitu 2 menit saja untuk menyelesaikan separuh reaksinya. Laju relatif rata-rata beberapa alkil halida dalam reaksi SN2 dapat dilihat pada tabel berikut:
  
            
Makin meruahnya gugus yang diikat oleh atom  C yang mengikat gugus pergi makin  rendah  laju  reaksinya. Untuk alkil halida sederhana, urutan kereaktifannya dalam reaksi SN2 adalah:   metil > alkil primer > alkil sekunder > alkil tersier
            Laju reaksi neopentil halida terhadap reaksi  SN2 sangat rendah, meskipun senyawa termasuk alkil halida primer. Hal ini disebabkan karena dalam reaksi SN2 nukleofil menyerang atom karbon yang mengikat gugus pergi, sehingga gugus yang beruah pada atom karbon atau didekat atom karbon tersebut akan menghalangi serangan nukleofil.
Teori pasangan ion pada reaksi substutitusi nukleofilik
Assosiasi karbokation dan gugus lepas adalah pasangan ion.
Pada tipe yang pertama, nukleofil, atom atau molekul yang memiliki kelebihan electron sehingga bermuatan negatif, akan menggantikan atom lainnya atau bagian lainnya dari molekul "substrat". Pasangan elektron nukleofil akan bersatu dengan substrat membentuk ikatan baru, sedangkan gugus lepas akan lepas bersamaan dengan sebuah pasangan elektron. Nukleofil sendiri dapat bermuatan netral atau positif, sedangkan substrat biasanya bermuatan positif atau netral. Contoh nukleofil adalah ion hidroksidaalkoksidaamina, dan halida. Reaksi semacam ini biasanya ditemukan pada hidrokarbon alifatik dan jarang ditemukan pada hidrokarbon aromatik



Tidak ada komentar:

Posting Komentar