Sejarah Singkat dari Kimia Organologam
Kimia Organologam telah dimulai sekitar jutaan tahun
yang lalu
Cobalamin atau vitamin B12 merupakan senyawa
organologam yang telah ada di alam, karena sudah ada di alam maka keberadaan
senyawa organologam sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu bahkan sebelum
manusia ada.
Dilakukan Total synthesis pertama terhadap Senyawa
organologam pertama yaitu pada tahun 1972. Yang dimaksud Total sintesis yaitu
mensintesis suatu senyawa dari sangat awal bagaikan merangkai atom per atom.
Karena disintesis bagian perbagian maka senyawa cobalamin ini dibuat dalam
waktu yang sangat lama, sekitar 20Tahun
- Uap dari Cairan Cadet 1760
senyawa organologam pertama yang ditemukan oleh cadet
pada tahun 1760. Namun senyawa organometal yang ia hasilkan bukanlah hasil yang
diharapkan dari reaksi kalium asetat dan arsen trioksida . oleh karena
itulah ada yang tidak setuju dengan pendapat bahwa cadet yang pertama
mensintesis senyawa organometal.
- Garam Zeize disintesis pada 1827 K[Pt(C2H4)Cl3]
• H2O
Zeise menemukan senyawa organometal pertama yang
memang disengaja. Setelah itu, Birnbaum mengkorfimasi adanya ligand H2C=CH2
pada1868 yang mendukung penemuan Zeise. Sedangkan pada 1975, struktur sempurna
dari garam zeise terkarakterisasi sehingga membuktikan serangkaian penemuan
dari terdahulunya
- Grignard Reagents (XMgR)
Grignard Reagents (XMgR) disintesis sekitar 1900
oleh victor Grignard Secara tak sengaja diproduksi ketika ingin membuat senyawa
lain Saytzeff method. Saat itu ia sedang melakukan penelitian dibawah bimbingan
dosennya bernama Barbier.
- 1951 – 1952 Penemuan of ferrocene, Fe(h5-C5H5)2
Keally, Pauson, dan Miller melaporkan synthesis
ferrocene ini secara tak sengaja, karena sebenarnya mereka ingin mensintesis
fulvalen. Yaitu senyawa sandwich hidrokarbon saja.
Ferrocene merupakan struktur yang sangat stabil dengan
struktur 2 benzene yang mengapit atom Fe, karena sangat stabil maka penggunaan
ferrocene ini sangat banyak. 1973 Nobel prize Geoffrey Wilkinson dan
Ernst Otto Fischer karena banyak penelitiannya pada senyawa sandwich
(metallocene)
- Ziegler/Natta polymerization
1955 Ziegler dan Natta mengembangkan polimerisasi
olefin pada tekanan rendah menggunakan campuran katalis logam (transition metal
halide / AlR3)
Giulio Natta bekerja pada penelitian bersama
Ziegler menerapkan a-olefin yang lain seperti propylene dan styrene pada reaksi
polimerisasi. menghasilkan polypropylene dibuat menjadi 2 fraksi:
amorphous (atactic) dan crystalline (tactic).pada 1963 Nobel
prize untuk Karl Ziegler dan Giulio Natta pada katalis Ziegler-Natta yang
nantinya digunakan secara komersil dalam pembuatan plastik
- Kompleks Vaska
Pada tahun 1962 Kompleks Vaska dilaporkan oleh Lauri
Vaska , senyawa ini memiliki kemampuan adisi oksidasi dan dapat mengikat O2
secara reversibel
- Penemuan fulleren pada 1985
Fulleren merupakan senyawa karbon yang saling
berikatan membentuk suatu bentuk bola yang berongga. Fulleren ini dapat
menangkap senyawa logam di dalamnya sehingga disebut juga metallofulleren.
Pengertian Senyawa
Organologam.
Senyawa kompleks organologam
adalah senyawa kompleks yang memiliki ikatan logam-karbon antara satu sampai
delapan atom karbon dalam ligan hidrokarbon terikat ke logam. Haptisitas
mendeskripsikan jumlah atom dalam ligan yang mempunyai interaksi koordinatif
dengan logamnya dan jumlah ini diberi simbol h (Huheey, 1993). Simbol h ini
diikuti dengan superscript yang menunjukkan jumlah atom ligan yang
ditambahkan pada logam. Misalnya, ligan siklopentadienil dalam ikatan ferosen
melalui kelima atomnya, sehingga menjadi h5-C5H5.
Rumus kimia dari ferosen ditulis menjadi (h5-C5H5)2Fe
(umumnya ligan hidrokarbon ditulis sebelum logamnya). Pengucapan dari penulisan
ligan h5-C5H5 adalah ligan
pentahaptosiklopentadienil (Miessler, 2003).
Senyawa kompleks organologam
juga mempunyai suatu aturan dalam menghitung jumlah elektron sama seperti
aturan oktet (aturan 8 elektron) pada kimia golongan utama. Aturannya adalah
Aturan 18 Elektron. Aturan 18 elektron adalah aturan yang menghitung jumlah
elektron valensi pada logam pusat yang berjumlah 18 elektron. Sama seperti
halnya aturan oktet, aturan 18 elektron ini juga mempunyai banyak pengecualian.
Namun, aturan ini masih dapat dijadikan pedoman untuk kompleks kimia
organologam terutama ligan yang mengandung akseptor-π yang kuat (Miessler, 2003)
Sifat senyawa organologam yang umum
ialah atom karbon yang lebih elektronegatif daripada kebanyakan logamnya.
Senyawa komplek logam (biasanya logam-logam transisi) merupakan senyawa yang
memiliki satu atau lebih ikatan logam-karbon. Senyawa organologam terdiri dari
atom pusat dan ligan (Blaser et al, 2000).
Terdapat beberapa kecenderungan jenis-jenis ikatan
yang terbentuk pada senyawaan organologam:
a. Senyawaan ionik dari logam
elektropositif
Senyawaan organo dari logam yang relatif sangat
elektropositif umumnya bersifat ionik, tidak larut dalam pelarut organik, dan
sangat reaktif terhadap udara dan air. Senyawa ini terbentuk bila suatu radikal
pada logam terikat pada logam dengan keelektropositifan yang sangat tinggi,
misalnya logam alkali atau alkali tanah. Kestabilan dan kereaktifan senyawaan
ionik ditentukan dalam satu bagian oleh kestabilan ion karbon. Garam logam
ion-ion karbon yang kestabilannya diperkuat oleh delokalisasi elektron lebih
stabil walaupun masih relatif reaktif. Adapun contoh gugus organik dalam
garam-garaman tersebut seperti (C6H5)3C-Na+
dan (C5H5)2Ca2+.
b. Senyawaan yang memiliki ikatan -σ (sigma)
Senyawaan organologam dimana sisa
organiknya terikat pada suatu atom logam dengan suatu ikatan yang digolongkan
sebagai ikatan kovalen (walaupun masih ada karakter-karakter ionik dari
senyawaan ini) yang dibentuk oleh kebanyakan logam dengan keelektropositifan
yang relatif lebih rendah dari golongan pertama di atas.
Terdapat dua macam ikatan organologam, yaitu :
1.
Ikatan ionik. Ikatan ionik organologam terbentuk dari unsur yang
sangat elektropositif yaitu unsur pada golongan I, II, dan III. Organologam
dengan yang berikatan secara ionik bersifat tak larut dalam pelarut hidrokarbon
dan mudah teroksidasi.
2.
Ikatan kovalen. Ikatan kovalen organologam yang mudah menguap
terbentuk dari logam Zn, Cd, Hg, dan logam non-transisi gologan III (kecuali
aluminium), IV, dan V. Ikatan kovalen ini terbentuk dengan cara memberikan satu
elektron tunggalnya, baik dari logam maupun unsur organiknya, untuk dipakai
secara bersama. Sifat dari senyawa organologam dengan ikatan kovalen ini mudah
menguap, larut dalam pelarut organik, dan tidak larut dalam air.
Reaksi Grignard
Reaksi Grignard ditemukan oleh kimiawan Perancis
Auguste Victor Grignard (1871-1935) di tahun 1901. Tahap awal reaksi adalah
reaksi pembentukan metil magnesium iodida, reagen Grignard, dari reaksi antara
alkil halida (metil iodida dalam contoh di bawah ini) dan magnesium dalam
dietil eter kering.
CH3I + Mg –> CH3MgI
Anda pasti melihat bahwa magnisium terikat langsung
dengan karbon. Senyawa semacam ini yang sering disebut sebagai reagen Grignard
dengan ikatan C-logam dimasukkan dalam golongan senyawa organologam. Ikatan
C-logam sangat labil dan mudah menghasilkan karbanion seperti CH3-
setelah putusnya ikatan logam-karbon. Ion karbanion cenderung menyerang atom
karbon bermuatan positif. Telah dikenal luas bahwa atom karbon gugus aldehida
atau gugus keton bermuatan positif karena berikatan dengan atom oksigen yang
elektronegatif. Atom karbon ini akan diserang oleh karbanion menghasilkan
adduct yang akan menghasilkan alkohol sekunder dari aldehida atau alkohol
tersier dari keton setelah hidrolisis.
C6H5CHO + CH3MgI
–> C6H5CH(CH3)OMgI
Reaksi
Grignard adalah contoh reaksi senyawa organologam. Karena berbagai jenis
aldehida dan keton mudah didapat, berbagai senyawa organik dapat disintesis dengan
bantuan reaksi Grignard.
Jenis-Jenis
Senyawa Organologam
1. Alkil dan Aril Litium (Organolitium)
Senyawa
Organolitium adalah senyawa Logam Alkali yang mempunyai sifat kelarutan dalam
Hidrokarbon atau cairan nonpolar dan penguapan yang tinggi serta mempunyai
sifat khas zat Kovalen. Penggabungan Molekular adalah suatu keistimewaan yang
penting dari alkil baik dalam kristal maupun larutan. Jadi dalam Metil lithium
atom-atom Li terletak pada sudut-sudut sebuah tetrahedron dengan gugus alkil
berpusat pada bidang dihadapannya. Gugus CH3 secara simetris terikat
pada tiga atom Li, dan ikatan jembatan alkil ini adalah dari jenis tuna
elektron berpusat banyak.
Dalam larutan, sifat spesies
terpolimerisasi bergantung pada pelarut, sifat sterik dari radikal organik dan
suhu. Dalam Hidrokarbon MeLi, EtLi, n-PrLI,
dan beberapa lainnya adalah heksamer, namun tert-butilitihium,
yang tersolfasi. Tidak terdapat agregat yang lebih kecil dari pada tetramet.
Meskipun demikian, bilamana digunakan pengkelatan amin ditersier, seperti
tetrametiletilendiamen (TMED), Me2NCH2CH2NMe2
diperoleh kompleks alkillithium monomer yang stabil. Alkil dan aril juga
membentuk kompleks dengan alkil logam lain seperti kompleks dengan Mg dan Zn.
Sebagai contoh:
2LiC6H5 + Mg(C6H5)2→ Li2[Mg(C6H5)4]
Terdapat
keragaman yang luas dalam kreaktifan perbandingan alkil, Li yang bergantung
kepada perbedaan dalam agresasi dan interaksi pasangan ion. Suatu contoh adalah
Bensinlitium, yang berupa monomer dalam tetrahidrofuran dan bereaksi dengan
suatu supstrat tertentu lebih dari 104 kali lebih cepat dari pada
metillithium tetramet. Kompleks TMED monomer yang disebutkan diatas juga lebih
jauh dari reaktif dari pada agregat alkil yang bersangkutan. Alkillithium dapat
mempolilithiasi asitilen,asetonitril, dan senyawa-senyawa lain, jadi CH3C≡≡ CH memberikan Li4C3, yang dapat
dianggap sebagai turunan C34.
Reaksi
alkil lithium umumnya dianggap bersifat sebagai ion karbon. Alkil alkena,
khususnya Isoprena, yang memberikan sampai 90% 1,4-cis-polilisoprena, sebagai reaksi lainnya dengan alkena telah dipelajari
kompleks TMED sekali lagi luar biasa aktif, tidak hanya berpolomerisasi etilena
namun bahkan akan memelitisasi benzena dan senyawa aromatik, juga bereaksi
dengan hidrogen pada 1 atm menghasilkan LiH dan alkana.
2. Senyawa
Organo-Natrium dan Kalium
Semua
senyawa ini benar-benar ionik dan tidak larut sampai batas apa pun dalam
hidrokarbon karena sangat reaktif, peka terhadap udara, dan terhidrolisis kuat
dalam air.
Yang
terpenting adalah senyawa natrium dari hidrokarbon asam seperti siklopentadiena,
idena, asitilena, dan sejenisnya. Ini diperoleh dari interaksi dengan logam
natrium atau natrium yang dihamburkan dalam tetrahidrofuran atau
dimetilformamida.
2CH5H6 + 2Na → 2C5H5-Na+
+ H2
RC≡CH + Na → RC≡C-Na+
+ ½ H2
3.
Magnesium
Senyawa
organik dari Ca,Sr, dan Ba sangat ionik dan relatif tidak berguna, namun
senyawa magnesium mungkin adalah yang dipakai paling luas sebagai senyawa
organik yang digunakan sangat luas dalam kimia organik dan dalam sintesis
senyawa alkil dan aril dari unsur-unsur lain. Senyawa ini adalah jenis RMgX
(pereaksi Grignard) dan MgR2. Yang pertama dibuat dengan interaksi langsung logam dengan suatu
halida organik RX dalam suatu pelarut yang cocok, biasanya suatu eter seperti
dietil eter atau tetrahidrofuran. Reaksinya biasanya paling cepat dalam iodida,
RI, dan iod dapat digunakan sebagai suatu pengionisasi. Pereaksi RMgX digunakan
in situ. Spesies MgR2
paling baik dibuat dengan reaksi kering.
HgR2
+ Mg (berlebihan) →Hg + MgR2
Dialkil atau
diaril kemudian diekstraksi dengan sutu pelarut organik. RMgX sebagai zat
terlarut, maupun R2Mg adalah reaktif, dan menjadi peka terhadap
oksidasi dengan udara dan terhadap hidrolisis dengan air.Sifat pereaksi
Grignard dalam larutan adalah rumit dan bergantung pada sifat gugus-gugus alkil
dan halida pada pelarut, konsentrasi dan suhu. Solvasi terjadi, dan
penggabungan lebih utama terjadi dengan halida dari pada karbon berjembatan,
kecuali bagi senyawa metil dimana jembatan oleh gugus CH3 terjadi.
Dalam larutan encer dan dalam
pelarut donor yang lebih kuat, spesies monomer biasanya menonjol, namun dalam
dietil eter pada konsentrasi yang lebih besar dari pada 0,1M penggabungan mmenghasilkan polimer linier atau siklis. Bagi
pereaksi Grignard kristal, kedua struktur RMgX.nS dimana n adalah jumlah
molekul pelarut, S, begantung pada sifat R, dan R(S)Mg(µ-X)2Mg(S)R
telah ditemukan. Atom Mg biasaya terkoordinasi tetrahedral.
Senyawa seng dan kadmium mirip
dengan senyawa magnesium namun berbeda dalam kereaktifannya. Alkil seng yang
lebih rendah adalah cairan yang mudah menyalah dalam udara dan bereaksi kuat
dalam air.
Reaksi
Organologam
1. Insertion
Reaction
Reaksi penyisipan merupakan suatu reaksi yang
menyisipkan suatu molekul kedalam suatu senyawa organologam. Molekul yang
menyisip kedalam senyawa organologam ini dapat bertindak sebagai 1,1
insertion dan 1,2 insertion, kedua hal ini merupakan suatu
acuan bagaimana molekul ini menyisipkan dirinya diantara logam dan ligan
senyawa organologam yaitu apakah menggunakan satu atom untuk mengikat
logam dan ligan (1,1 insertion) atau molekul tersebut mempunyai dua atom
yang satu mengikat logam sedangkan atom lain mengikat ligan (1,2 insertion).
Contoh reaksi insertion dapat ditunjukan dari siklus reaksi
dibawah ini (reaksi penyisipan di dalam kotak).
Pada reaksi diatas dapat dijelaskan bahwa senyawa HNi(CO)2Cl
direaksikan dengan senyawa RCH=CH2 maka senyawa
RCH=CH2 akan menyisip diantara logam dengan atom H. Reaksi ini
merupakan 1,2 insertion, dimana ada dua atom C pada senyawa
ini, satu atom C mengikat logam Ni dan atom C yang lain mengikat H, akibatnya
ikatan rangkap pada molekul RCH=CH2 berubah menjadi
tunggal karena elektronnya dipakai untuk mengikat logam dan atom H.
2.
Carbonyl Insertion (Alkyl Migration)
Reaksi penyisipan karbonil pada dasarnya sama seperti
penyisipan biasanya (1,1 insertion dan 1,2 insertion),
tetapi yang membedakan disini adalah yang masuk diantara logam dan ligan adalah
molekul karbonil (CO). Mekanisme reaksi dari penyisipan karbonil diusulkan ada
tiga, yaitu penyisipan secara langsung, migrasi karbonil, dan migrasi alkil.
Dari ketiga usulan mekanisme reaksi ini, dilakukan pengujian melalui
eksperimental. Hasilnya mekanisme penyisipan karbonil yang diterima atau sesuai
hasil pengujian adalah migrasi alkil. Jadi alkil bermigrasi dan terikat pada
karbonil, tempat yang ditinggalkan alkil tadi ditempati karbonil dari luar.
Contoh dari penyisipan karbonil diberikan pada siklus reaksi dibawah ini (dalam
kotak):
Dari kedua gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa
reaksi penyisipan karbonil seperti dijelaskan pada pengantar singkat reaksi
penyisipan karbonil diatas, mekanisme reaksinya adalah migrasi alkil. Pada
gambar diatas ditunjukkan bahwa CH2CH2R bermigrasi ke CO,
tempat kosong pada logam yang ditinggalkan alkil tersebut selanjutnya diisi
oleh CO dari luar.
3.
Hydride Elimination
Reaksi eliminasi hidrida ini yang sering ditemui
adalah reaksi β-elimination yang merupakan suatu reaksi transfer atom
H pada suatu ligan alkil (pada ligan posisi β terhadap
logam) ke logam. Reaksi ini dapat menyebabkan meningkatnya bilangan oksidasi
dan bilangan koordinasi dari logam. Proses transfer atom H pada alkil posisi β ini terjadi apabila posisi logam, carbon α, karbon β, dan
hidrida koplanar. Contoh reaksi ini adalah pada siklus Wacker. Pada siklus ini
terdapat reaksi β-hibrid-eliminasi
(dalam kotak).
Pada reaksi diatas dinamakan reaksi β-hidrid-eliminasi karena pada molekul A, atom H
yang terikat pada atom O (pada gugus OH posisi β terhadap
logam), ditransfer menuju ke logam Pd. Pada contoh reaksi ini ternyata
reaksi β-hidrid-eliminasi tidak hanya atom H milik alkil
posisi β, tetapi dapat juga dari atom H dari gugus hidroksil
(OH) pada posisi β. Atom H
yang ditransfer ke logam Pd menyebabkan bilangan koordinasi logam Pd bertambah
dari dua menjadi tiga. Hasil akhir dari reaksi ini adalah terbentuknya molekul
B.
4.
Abstraction Reaction
Reaksi abstraksi merupakan suatu reaksi eliminasi
ligan yang tidak akan merubah bilangan koordinasi logam. Reaksi ini berkaitan
dengan pembuangan substituent pada ligan dengan posisi karbon α dan β terhadap
logam. Pembuangan substituent pada ligan ini dapat terjadi karena pengaruh
suatu reagen eksternal. Contoh dari reaksi ini adalah:
Pada reaksi diatas (dalam kotak) disebut sebagai
reaksi abstraksi dikarenakan terjadi pembuangan substituent yaitu atom H pada
ligan η4-5-exo-RC5H5 (tetrahapto)
yang disebabkan oleh reagen Ph3CPF6. Dari hasil
pembuangan atom H ini, maka ligan η4-5-exo-RC5H5 berubah
menjadi η5-RC5H4. Bilangan koordinasi
logam pada reaksi ini tidak berubah, tetapi bilangan oksidasi logam Fe berubah
dari Fe(0) menjadi Fe(II).
Permasalahan :
Berdasarkan uraian singkat mengenai senyawa
organologam diatas Senyawa organik dari Ca,Sr, dan Ba sangat ionik dan relatif
tidak berguna, namun senyawa magnesium dipakai paling luas sebagai senyawa organik
yang digunakan sangat luas dalam kimia organik dan dalam sintesis senyawa alkil
dan aril dari unsur-unsur lain. Mengapa hal ini bisa terjadi.?
assalamu'alaikum wr.wb
BalasHapussaya neli astuti dengan nim RSA1C114016 akan mencoba membantu menjawab permasalahan ririn..
Hal ini dikarenakan, senyawa ini adalah jenis RMgX (pereaksi Grignard) dan MgR2. Yang pertama dibuat dengan interaksi langsung logam dengan suatu halida organik RX dalam suatu pelarut yang cocok, biasanya suatu eter seperti dietil eter atau tetrahidrofuran. Reaksinya biasanya paling cepat dalam iodida, RI, dan iod dapat digunakan sebagai suatu pengionisasi. Pereaksi RMgX digunakan in situ. Spesies MgR2 paling baik dibuat dengan reaksi kering.
HgR2 + Mg (berlebihan) → Hg + MgR2
Dialkil atau diaril kemudian diekstraksi dengan sutu pelarut organik. RMgX sebagai zat terlarut, maupun R2Mg adalah reaktif, dan menjadi peka terhadap oksidasi dengan udara dan terhadap hidrolisis dengan air.Sifat pereaksi Grignard dalam larutan adalah rumit dan bergantung pada sifat gugus-gugus alkil dan halida pada pelarut, konsentrasi dan suhu. Solvasi terjadi, dan penggabungan lebih utama terjadi dengan halida dari pada karbon berjembatan, kecuali bagi senyawa metil dimana jembatan oleh gugus CH3 terjadi.
semoga membantu:)