MONOSAKARIDA
A.
Pengertian
Monosakarida (dari Bahasa Yunani
mono: satu, sacchar: gula) adalah senyawa karbohidrat
dalam bentuk gula
yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana. Beberapa
monosakarida mempunyai rasa manis. Sifat umum dari monosakarida adalah larut air, tidak berwarna, dan
berbentuk padat kristal.
Contoh dari monosakarida adalah glukosa (dextrosa), fruktosa
(levulosa), galactosa, xylosa dan ribosa. Monosakarida
merupakan senyawa pembentuk disakarida (seperti sukrosa)
dan polisakarida
(seperti selulosa
dan amilum).
Monosakarida
digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang
dikandungnya (triosa, tetrosa, pentosa,
heksosa, dan heptosa) dan gugus aktifnya, yang bisa
berupa aldehida
atau keton.
Ini kemudian bergabung, menjadi misalnya aldoheksosa dan ketotriosa. Selanjutnya,
tiap atom karbon yang mengikat gugus hidroksil (kecuali pada kedua ujungnya)
bersifat optik aktif, sehingga menghasilkan
beberapa karbohidrat yang berlainan meskipun struktur dasarnya sama. Sebagai
contoh, galaktosa adalah aldoheksosa, namun
memiliki sifat yang berbeda dari glukosa karena atom-atomnya disusun berlainan.
B. Ciri – Ciri Monosakarida
1) Kristal
monosakarida tidak berwarna dan larut dalam air tetapi tidak larut dalam
pelarut non polar.
2) Umumnya
monosakarida berasa manis.
3) Susunan
atom pada monosakarida tidak bercabang.
4) Satu
atom dari atom karbon membentuk ikatan ganda dengan atom oksigen membentuk
gugus karbonil.
5) Bila
gugus karbonil ini membentuk pada ujung rantai karbon, monosakarida ini
memiliki aldehid sehingga disebut aldosa, dan apabila gugus karbonil terbentuk
pada atom karbon yang lain, monosakarida ini adalah suatu keton dan disebut
ketosa.
6) Diantara
monosakarida glukosa (aldosa) dan fruktosa (ketosa) adalah yang paling banyak
terdapat dialam.
7) larutannya
bersifat optis aktif.
8) larutan
monosakarida yg baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran disebut
mutarrotasi.
9) semua
monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula pereduksi
C. Macam – Macam Monosakarida
Monosakarida
biasanya memiliki tiga sampai sembilan atom karbon, dan berdasarkan jumlah atom
karbon penyusunnya, monosakarida dibedakan alas triosa, tetrosa, pentosa,
heksosa, heptosa, oktosa, dan nonosa. Jadi, triosa adalah monosakarida yang
mempunyai tiga atom karbon. Monosakarida yang paling banyak ditemukan di alam
adalah pentosa dan heksosa. Meskipun demikian, triosa, beberapa tetrosa, dan
beberapa heptosa juga berperanan penting dalam metabolisme hewan, manusia, dan
tanaman.
Sebagian
besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau
cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin
ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa
yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga
macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6
atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak
pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom
karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam
tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida
tersebut. monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam
bentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil ada karbon nomor 2 terletak di
sebelah kanan. Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau struktur
cincin. Jenis heksosa lain yang kurang penting dalam ilmu gizi adalah manosa.
Monosakarida yang mempunyai lima atom karbon disebut pentosa, seperti ribosa
dan arabinosa.
Berikut
macam-macam monosakarida : dengan ciri utamanya memiliki jumlah atom C
berbeda-beda :
1) Triosa
( C3) : Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton
2) Tetrosa
(C4) : threosa, Eritrosa, xylulosa
3) Pentosa
(C5) : Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa, Ribulosa
4) Hexosa
(C6) : Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa
5) Heptosa
(C7) : Sedoheptulosa
~
Aldosa (mis: Glukosa) memiliki gugus aldehid pada salah satu ujungnya.
~
Ketosa (mis: Fruktosa) biasanya memiliki gugus keto pada atom C2
D. Bentuk Cincin Monosakarida
Gugus karbonil aldehid bersifat reaktif dan dengan mudah mengalami
nukleifilik yang diambil oleh atom oksigen dari gugus hidroksil untuk
menghasilkan hemiasetal. Gugus hidroksil hemiasetal dapat bereaksi lebih jauh
(dengan kondensasi) dengan gugus hidroksil dari alkohol menghasilkan acetal.
Reaksi gugus karbonil ketosa hampir sama.
Bentuk hemiasetal dapat terjadi dalam gula molekul aldosa atau ketosa yang
sama dimana karbonil fungsional bereaksi dengan salah satu gugus hidroksilnya.
Hasilnya adalah enam-anggota cincin gula yang disebut piranosa. Dalam
hal ini atom oksigen dari gugus hidroksil pada C-5 untuk bereaksi membentuk
cincin, C-5 harus berotasi untuk membawa atom oksigennya ke atas/naik. Rotasi
ini mem-bawa gugus hidroksimetil (C-6) ke posisi di atas cincin. Gambar cincin
D-glukopiranosa di bawah ini menunjukkan proyeksi Haworth.
Gula dapat juga membentuk lima-anggota cincin yang disebut dengan furanosa,
namun jarang terjadi. Ketika atom
karbon dari gugus karbonil terlibat dalam formasi cincin, untuk menjadi
hemiasetal (piranosa atau furanosa), ia menjadi kiral. Dengan gula-D konfigurasi
yang memiliki gugus hidroksil di bawah cincin disebut dengan bentuk alpha.
Pembentukan Hemiasetal dan
Hemiketal
Aldehid
dan keton dapat bereaksi dengan alkohol membentuk hemiasetal dan hemiketal.
Hemiasetal
dan hemiketal sikliks terbentuk jika gugus keton atau aldehid dan alkohol
terbentuk dalam 1 molekul
Contoh
: 4-Hidroksipentanal
Monosakarida
mempunyai gugus karbonil (keton/aldehid) dan gugus hidroksil dalam tiap
molekulnya. Oleh karena itu monosakarida dapat membentuk hemiasetal atau
hemiketal sikliks.misalnya: glukosa dan fruktosa.
Pembentukan
Cincin Piranosa
Pembentukan
Cincin Furanosa
Stereokimia Monosakarida
Berdasarkan stereokimia,
monosakarida terbagi menjadi beberapa golongan.Stereokimia adalah studi mengenai susunan spasial dari
molekul. Salah satu bagian dari
stereokimia adalah stereoisomer. Stereoisomer mengandung
pengertian:
1)
memiliki kesamaan order dan jenis ikatan
2)
memiliki perbedaan susunan spasial
3)
memiliki perbedaan properti (sifat).
Struktur
glukosa atau karbohidrat yang lain dapat digambarkan dalam tiga bentuk
stereokimia:
1) Proyeksi
Fischer (rantai lurus/linier)
2) Struktur
Haworth (siklik/cincin sederhana)
3) konformasi
kursi
Namun
para kimiawan sering menggambarkan struktur monosakarida siklik menggunakan
proyeksi Haworth bukan proyeksi Fischer.
Proyeksi
Haworth dan Proyeksi Fischer
Proyeksi
Haworth tidak menggambarkan yang sesungguhnya karena cincin piranosa yang
sesungguhnya membentuk kursi seperti sikloheksana tidak datar. Meski demikian
proyeksi ini digunakan secara luas.
Proyeksi
Fischer ~> Proyeksi Haworth :
Gugus
Hidroksil yang ada dikanan pada proyeksi Fischer digambarkan dibawah pada
proyeksi Haworth dan sebaliknya. Untuk gula D gugus -CH2OH ujung
selalu digambarkan diatas, gula L sebaliknya.
Enantiomer
merupakan pasangan dari stereoisomer. Dalam hal ini terdapat aturan yaitu:
1)
Diberi awalan D dan L
2)
Keduanya merupakan gambar cermin yang
tak mungkin saling tumpang tindih.
Notasi D Vs L
Notasi D dan L dilakukan
karena adanya atom C dengan konfigurasi asimetris seperti pada gliseraldehida.
E. Sifat Monosakarida
a. Reaksi dengan basa dan asam
Apabila glukosa dilarutkan ke dalam basa encer, beberapa jam kemudian
dihasilkan campuran yang terdiri dari fruktosa, manosa, dan sebagian glukosa
semula. Sedangkan, dalam basa encer, monosakarida sangat stabil, tetapi jika
aldoheksosa dipanaskan dalam asam kuat, akan mengalami dehidrasi dan diperoleh
bentuk hidroksimetil furtural. Dalam bentuk yang sama, pentose juga akan
berubah menjadi bentuk furtural.
b. Gula pereduksi
Sebagian karbohidrat bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi
ini disebabkan adanya gugus aldehida dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat
mereduksi ion-ion logam. Gugus aldehida pada aldoheksosa mudah teroksidasi
menjadi asam karboksilat dalam pH netral oleh zat pengoksidasi atau enzim.
Dalam zat pengoksidasi kuat, gugus aldehida dan gugus alkohol primer akan
teroksidasi membentuk asam dikarboksilat atau asam ardalat. Gugus aldehida atau
gugus keton monosakarida dapat direduksi secara secara kimia menjadi gula
alkohol, misalnya D-sorbito yang berasal dari D-glukosa.
c. Pembentukan glikosida
Monosakarida dapat membentuk glikosida dan asetal. Jika gugus hidroksil
pada sebuah molekul gula bereaksi dengan hidroksil dari hemiasetal atau
hemiaketal molekul gula yang lain, maka akan terbentuk glikosida yang disebut
disakarida. Ikatan ini dinamakan ikatan glikosida yang berfungsi untuk
menghubungkan sejumlah besar unit monosakarida menjadi polisakarida.
d. Pembentukan ester
Semua monosakarida atau polisakarida dapat terasetilasi oleh asam asetat
anhidrida yang berlebihan membentuk O-asetil-α-D-glukosa. Gugus asetil yang
berikatan secara ester ini bisa dihidrolisis oleh asam atau basa. Sifat ini
sering juga digunakan untuk penentuan struktur karbohidrat. Senyawa ester yang
penting dalam dalam metabolisme adalah ester fosfat.
e. Fenilosazon dan Osazon
Monosakarida dapat bereaksi dengan larutan fenil hidrazin dalam suasana
asam pada suhu 100oC, membentuk ozazon. Senyawa ini tidak larut
dalam air dan mudah mengkristal. Glukosa, fruktosa, dan manosa akan
menghasilkan fenolsazon yang sama, selanjutnya, akan terbentuk asazon yang
berwarna, mengkristal secara khas, dan dapat digunakan untuk menentukan jenis
karbohidrat.
F. Kelarutan
Monosakarida
larut dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar, hal ini karena
monosakarida memiliki komponen terluar tiap molekulnya yaitu atom O dan H yang
bisa "menempel" dengan atom O dan H dari air. Atom O dari
monosakarida menempel dengan atom H dari air, dan atom H dari monosakarida
menempel dengan atom O dari air.
Pelarut
organik hampir semuanya hanya memiliki komponen atom terluar berupa atom H,
sehingga tidak bisa menempel dengan atom O dari monosakarida. Eter yang
memiliki atom O, seluruh lengan elektronnya sudah berikatan kuat dengan atom C
yang ada di sebelah kanan dan kirinya sehingga tidak bisa menempel dengan atom
H yang ada di monosakarida.
G. Ring Isomer Rantai Lurus
Kelompok
aldehid atau keton dari monosakarida rantai lurus akan bereaksi reversibel
dengan gugus hidroksil pada atom karbon yang berbeda untuk membentuk,
hemiacetal atau hemiketal membentuk cincin heterosiklik dengan jembatan oksigen
antara dua atom karbon. Cincin dengan lima dan enam atom disebut bentuk
furanose dan pyranose, masing-masing, dan ada dalam kesetimbangan dengan bentuk
rantai lurus.
Selama
konversi dari rantai lurus bentuk ke bentuk siklik, atom karbon yang mengandung
oksigen karbonil, yang disebut karbon anomeric, menjadi pusat stereogenic
dengan dua konfigurasi yang mungkin: Atom oksigen mungkin mengambil posisi di
atas atau di bawah bidang cincin . Pasangan yang mungkin dihasilkan dari
stereoisomer yang disebut anomers. Dalam''''anomer α,-OH substituen pada karbon
anomeric terletak di sisi berlawanan (trans) dari cincin dari sisi cabang OH CH
2.
Bentuk
alternatif, di mana CH 2 OH dan substituen hidroksil anomeric berada
pada sisi yang sama (cis) dari pesawat dari cincin, disebut β''''anomer. Anda
dapat mengingat bahwa anomer β adalah cis oleh mnemonic itu, "Itu selalu
lebih baik untuk sampai βe". Karena cincin dan rantai lurus bentuk
interconvert mudah, baik anomers ada dalam kesetimbangan. Ia memiliki banyak
kegunaan seperti peran penting dalam industri kertas dan tekstil, dan digunakan
sebagai bahan baku untuk produksi dari rayon (viscose melalui proses), selulosa
asetat, seluloid, dan nitroselulosa. Kitin memiliki struktur yang serupa,
tetapi mengandung nitrogen cabang samping, meningkatkan kekuatannya. Hal ini
ditemukan di arthropoda exoskeletons dan dalam dinding sel dari beberapa jamur.
Ia juga memiliki kegunaan ganda, termasuk benang bedah.
H. Isomerisasi Monosakarida
Aldosa dan
ketosa sederhana terdiri dari jumlah atom karbon yang sama merupakan isomer
satu sama lain, karena itu, heksosa dan hexulosa keduanya memiliki rumus
empiris yang sama C6H12O 6 dan
dapat diinterkonversi dengan isomerisasi. Isomerisasi monosakarida melibatkan
kedua gugus karbonil dan gugus hidroksil yang berdekatan. Dengan reaksi ini,
satu aldosa berubah menjadi aldosa yang lain (dengan konfigurasi C-2 yang
berlawanan) dan ketosa yang sesuai, sedangkan ketosa berubah menjadi dua aldosa
yang sesuai. Oleh karena itu, dengan isomerisasi, D-glukosa, D-mannosa, dan
D-fruktosa dapat diinterkonversi. Isomerisasi dapat dikatalisis dengan basa
atau enzim.
I. Monosakarida – Monosakarida Penting
Beberapa
monosakarida penting bagi tubuh kita di antaranya adalah :
1) D-gliseraldehid
(karbohidrat paling sederhana)
Karbohidrat ini hanya memiliki 3 atom C
(triosa), berupa aldehid (aldosa) sehingga dinamakan aldotriosa.
D-gliseraldehid
(perhatikan bahwa gula ini hanya memiliki 3 atom C sehingga disebut paling
sederhana)
2) D-glukosa
(karbohidrat terpenting dalam diet)
Glukosa merupakan aldoheksosa, yang
sering kita sebut sebagai dekstrosa, gula anggur ataupun gula darah. Gula ini
terbanyak ditemukan di alam. Terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu,
sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir
pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa.
D-glukosa
(perhatikan bahwa glukosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)
Glukosa dijumpai di dalam aliran darah
(disebut Kadar Gula Darah) dan berfungsi sebagai penyedia nergy bagi seluruh
sel-sel dan jaringan tubuh. Pada keadaan fisiologis Kadar Gula Darah sekitar
80-120 mg %. Kadar gula darah dapat meningkat melebihi normal disebut
hiperglikemia, keadaan ini dijumpai pada penderita Diabetes Mellitus.
3) D-fruktosa
(termanis dari semua gula)
Gula ini berbeda dengan gula yang lain
karena merupakan ketoheksosa. Disebut juga gula buah ataupun levulosa.
Merupakan jenis sakarida yang paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota
bunga, madu dan hasil hidrolisa dari gula tebu. Di dalam tubuh fruktosa didapat
dari hasil pemecahan sukrosa.
D-fruktosa
(perhatikan bahwa fruktosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)
4) D-galaktosa
(bagian dari susu)
Gula ini tidak ditemukan tersendiri pada
sistem biologis, namun merupakan bagian dari disakarida laktosa.
D-galaktosa
(perhatikan bahwa galaktosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)
Perbedaan
pokok antara D-glukosa dan D-galaktosa (perhatikan daerah berarsis lingkaran)
5) D-ribosa
(digunakan dalam pembentukan RNA)
Karena merupakan penyusun kerangka RNA
maka ribosa penting artinya bagi genetika bukan merupakan sumber energi. Jika
atom C nomor 2 dari ribosa kehilangan atom O, maka akan menjadi deoksiribosa
yang merupakan penyusuna kerangka DNA.
D-ribosa
(perhatikan gula ini memiliki 5 atom C)
J. REAKSI-REAKSI MONOSAKARIDA
1) Mutarotasi
Perubahan secara sponstan dari putaran
optic disebut mutarotasi. Mutarotasi terjadi lambat sekali dalam larutan
netral, tetapi berjalan cepat hanya beberapa detik dalam Susana asam atau basa.
Mutarotasi terjadi karena kesetimbangan dari
dua anomer gula. Semua gula yang mempunyai gugusan semi asetal menghasilkan
mutarotasi. Jika gugusan hidroksil semi asetal (atau hemikeltal) diubah menjadi
asetal, mutarotasi tidak terlibat.
2) Oksidasi
Aldehid
dan alcohol primer kedua duanya dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat.
Aldosa mengandung gugusan aldehid dan
gugusan alcohol primer; dalam kondisi reaksi yang layak kedua gugusan dapat
dioksidasi menjadi gugus karboksil. Asam aldonat, aldehid lebih mudah
dioksidasi darri pada alcohol. Sebagai akibatnya, kita dapat mengoksidasi
gugusan aldehid dari karbohidrat tanpa mengoksidasi gugusan hidroksil alcohol.
Hasil oksidasi adlaha suatu karboksilat, yang dapat diubah menjadi asam
karboksilat. Suatu monosakarida dengan gugusan karboksil pada atom karbon satu
disebut asam aldonat.
Asam aldarat, reaksi aldoheksosa dengan
oksidator yang lebih kuat seperti asam nitrat encer yang panas menyebabkan
kedua gugusan aldehid dan gugusan CH2OH yang diujung dioksidasi menjadi gugusan
karbonil. Asam dikarboksilat yang terjadi disebut asam aldarat.
3) Pembentukan
Ester
Gugusan
hidroksil dari monosakarida dapat mengalami reaksi seperti alcohol. Misalnya,
monosakarida dapat membentuk ester dengan asam organic dan anorganik. Apabila ditambah dengan asetat anhidrid, suatu pereaksi
yang digunakan untuk membentuk ester asetat, terbentuk suatu pentasetat.
K. Kegunaan Glukosa Dalam Tubuh
1) Glukosa,
monosakarida paling penting dalam metabolisme tubuh. Glukosa yang terkandung
dalam nutrisi masuk kedalam sistem sirkulasi darah untuk ditransfer ke sel-sel
tubuh atau diubah pada hati menjadi molekul yang lain.
2) Glukosa,
sumber energi utama bagi sel-sel hewan dan berupakan satu-satunya sumber bagi
embrio.
3) Glukosa
diubah menjadi molekul-molekul yang lain memiliki fungsi tertentu, seperti
glikogen untuk cadangan energi. Ribosa pada asam nukleat, galaktosa pada
susudan kompleks pada lemak dan protein.
4) Beberapa
penyakit yang berhubungan dengan metabolisme karbohidrat adalah diabetes
melitus, galaktosemia, glycogen storage disease dan milk intolerance.
PERMASALAHAN
berdasarkan artikel saya diatas mengapa monosakarida tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana? lalu mengapa semua monosakarida dikatakan sebagai gula pereduksi.?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamualaikum Wr Wb
BalasHapusNama Saya RINI ALFIAH AS dengan NIM RSA1C114011 mencoba menjawab permasalahan ririn
monosakarida hanya memiliki 3-6 atom C. monosakarida tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih sederhana ataupun ke bentuk yang lebih sederhana.
berikut macam-macam monosakarida : dengan ciri utamanya memiliki jumlah atom C berbeda-beda :
triosa (C3), tetrosa (C4), pentosa (C5), heksosa (C6), heptosa (C7).
Triosa : Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton
Tetrosa : threosa, Eritrosa, xylulosa
Pentosa : Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa, Ribulosa
Hexosa : Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa
Heptosa : Sedoheptulosa
Semoga Membantu :)
Assalamu'alaikum nama saya Ratia Fatmie Wilanda NIM RSA1C114007 akan mencoba menjawab pertanyaan saudari ririn,
BalasHapusmonosakarida tidak dapat di hidrolisis menjadi karbohidrat sederhana karena monosakarida itu senyawa yang telah jenuh untuk kelompok karbohidrat dengan atom C yang 3-6.
semoga membantu :-)
Assalamualaikum..
BalasHapussaya rama aidina nurfitriana dg nim rsaq1c114013, disini saya akan mncoba mmbantu mnjwab permaslaahan dri sdri ririn bahwa.,
Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semuamonosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecualisukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.
Semoga mmbantu ... trims :)
assalamualaikum, saya aminah ingin sedikit menambahkan jawaban dari teman teman diatas ..
BalasHapusGula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain.
trimakasih semoga membantu...